Kedua raksasa di ranah maya tersebut memiliki dua alasan yang berbeda berkaitan dengan pengembangan social media: Yahoo telah memutuskan untuk tidak membuat social network sendiri namun berkongkalikong dengan Facebook dan Twitter. Sementara sebaliknya Google-tidak hanya membeli YouTube, namun juga berusaha menggerogoti kue social media lewat produknya, Buzz. Partnership vs in-house development, konten vs teknologi, Yahoo vs Google, lalu raksasa mana yang memiliki strategi sosial yang baik?
Strategi Yahoo: Bekerjasama Untuk Mendongkrak Traffic
Di tahun 2006, Yahoo berusaha menebus Facebook dengan memberi tawaran lebih dari $1 Milyar. Tawaran tersebut mentah karena secara mengejutkan reputasi jawara social media tersebut perlahan mulai naik. Bahkan, popularitas Yahoo sendiri terus menurun dan nyaris diakuisisi oleh Microsoft dengan tawaran mencapai $40 Milyar di tahun 2008. Namun sekarang di bawah kepemimpinan Carol Bartz, Yahoo berusaha membalikkan keadaan. Portal internet ini mencoba untuk menjadi social media sebagai pengembangan strateginya. Namun bukan fokus pada pengakuisisian Twitter untuk menjadi salah satu bagian dari Yahoo, tapi lewat cara bekerjasama dengan berbagai social media besar seperti Facebook dan Twitter.
Pada September 2009, Yahoo mengumumkan bahwa mereka akan mengintegrasikan Facebook Connect di semua properti yang dimilikinya. Tujuannya tentu menjadikan Yahoo buka saja sebagai portal penghasil berita, email dan finance. Tapi juga bisa menjadi social graph dan digunakan untuk melihat status update. Di sisi lain, Yahoo juga akan mendapat keuntungan dari lonjakan traffic yang terjadi setelah berbagi artikel dan konten di Facebook News Feed. Strategi tersebut terus berlanjut. Dua minggu lalu Yahoo bekerjasama dengan Twitter dan memungkinkan penggunanya mengakses Twitter feed lewat Yahoo, mengupdate status dan mengintegrasikan konten Twitter dengan semua properti Yahoo.
Strategi Google: Mendominasi
Taktik yang diterapkan oleh Google sangat bertolak belakang dengan yang dilakukan oleh pesaing terberatnya. Sama seperti Yahoo, Google juga tidak pernah membukukan catatan bagus di dunia social media. Google Friend Connect tertinggal sangat jauh dibandingkan Facebook Connect, Orkut sekarang tidak pernah terdengar lagi, Blogger sekalipun tidak bisa bersaing dengan WordPress bahkan sampai Jaiku dan Dodgeball belakangan seperti hilang ditelan bumi. Google baru bisa berbicara di social media setelah mereka membeli YouTube seharga $1.65 milyar. Dan hingga saat ini, raksasa yang kelahirannya dibidani oleh Larry Page dan Sergey Brin tersebut sudah memiliki beberapa social media. Sebut saja Blogger, YouTube, Picasa, Orkut, Google Knol hingga Friend Connect.
Belum puas dengan dominasinya, Google terus merangsek masuk ke dunia social media lewat produknya, Google Buzz. Dengan hadirnya produk yang menjadi sebuah social media sejati ini, strategi Google mulai berada di pattern yang benar. Jika Google bisa menjalankan social media yang diadopsi lewat Gmail ini dengan baik dan melansir social media tool versi standalone, bukan tidak mungkin raksasa mesin pencari ini bisa menikmati kue social media yang lebih banyak. Apalagi setelah dikoneksikan atau terintegrasi dengan produk lainnya semisal YouTube, Picasa, Orkut dan yang lainnya. Strategi yang dilakukan Google memang lebih beresiko dibandingkan taktik milik Yahoo, namun hasilnya tentu akan sangat jauh lebih dahsyat.
Strategi Siapa Yang Paling Tepat?
Pertanyaan tersebut pasti langsung berkecamuk di benak Anda. Tujuan akhir dari artikel ini bukanlah menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Namun bisa dijadikan pedoman untuk menentukan rencana jangka panjang dan social strategy yang akan Anda buat untuk perusahaan. Secara kasar, banyak pengamat yang mengatakan bahwa Yahoo memiliki konten yang lebih baik ketimbang Google. Misalnya Yahoo Finance yang dianggap lebih baik dibanding milik Google. Mereka juga memiliki variasi konten yang terbilang lengkap dibanding pesaingnya.
Namun Google memiliki alasan tersendiri kenapa mereka tidak melakukan hal serupa dengan yang dijalani oleh kompetitornya. Mereka tidak menulis beritanya sendiri dengan alasan yang sederhana: itu bukan fokus mereka dan belum tentu Google bisa mengerjakannya dengan baik mengingat mesin pencari raksasa ini belum memiliki pengalaman di bidang itu. Di sisi lain, kehandalan teknologi Google yang terbilang cukup canggih membuat Yahoo tertinggal cukup jauh. Google mampu membuat produk teknis yang baik semisal Search, Gmail, Buzz, Android hingga Chrome. Semua hal di atas bukanlah bidangnya Yahoo.
Jadi kesimpulan akhirnya adalah, tidak ada pihak yang menerapkan strategi yang salah. Lantaran Yahoo dan Google memiliki taktik sosial masing-masing. Berdasarkan kekuatan dan pengalaman tiap raksasa tersebut, sepertinya Yahoo dan Google sudah mengimplementasikan strategi dan berjalan dalam pattern yang benar.
Sumber: http://peoplemeetme.com/adu-strategi-sosial-google-vs-yahoo.html
Diterbitkan pada hari : Selasa, Juli 06, 2010
Dalam kategori : GOOGLE
Telah dibaca sebanyak kali, 0 komentar
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentar nya yahh...Select Profil dan pilih tipe log in untuk memberi komentar, atau pilih 'Anonymous' jika belum punya akun